Popular post Read

Sabtu, 09 Maret 2013

Lemah No, Lembut Yes!


          Waktu kecil kamu suka jingkrak-jingkarakan, lari-lari, manjat pohon, pokoknya aktifitas yang keras? komentar apa yang biasanya dilontarkan orang sekeliling kamu "kan anak perempuan. Harus lemah lembut"
          Komentar yang salah? enggak juga sih. Hanya saja komentar itu sering berlanjut pada tahap perkembangan kehidupan. Kalo kakak kita yang cowok nangis biasanya ditegur: "cowok nggak boleh gampang nangis!". Sedangkan bila kita nangis? Kesempatan cukup terbuka lebar, dengan kata lain wajar saja kita sering nangis namanya juga perempuan. Hihihi, kasian ya cowok, padahal kan mereka butuh nangis juga.
         Eh, kayaknya aku jadi ngomongin gender nih, nuansanya feminis. Ah, jangan salah sanga dulu dong hehe. Kelemah-lembutan memang jadi ciri khas perempuan. Hal itu memang sudah dari sononya, alias ketentuan Allah pada sosok turunannya Bunda Hawa. Apa jadinya kalo manusia di bumi ini semuanya berjenis kelamin laki-laki dengan arakternya yang digambarkan sebagai sosok yang kuat dan keras? Nggak seru dong! Dan Allah memang menjadikan segala sesuatu di dunia ini seimbang. Maka diciptakanlah sosok perempuan, yang salah satu cirinya adalah lemah lembut. Lemah dalam artian, komposisi fisik perempuan memang tak sekeras pria, sedangkan lembut salah satu artian dalam kamus- adalah baik hati ( halus budi bahasa ).
          Hanya saja dengan pemahaman yang kadang tidak menyeluruh, karakter lemah lembut tersebut sering diartikan salah. Perempuan nggak boleh gini nggak boleh gitu, harus begini, harus begitu, yang lama-kelamaan membentuk perempuan menjadi sosok yang mudah menyerah, tidak punya pendirian, dan nggak tahan banting ( bukan smackdown lo ._. ). Akhirnya perempuan hanya menjadi sosok yang lemah. Lemah dalam arti sikap mental, yakni tak memiliki kemampuan untuk membentuk dirinya dan hanya menjadi pelengkap kehidupan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Download Templates